Kamis, 22 November 2007

Dunia....oh dunia.....

Hari ini aku duduk di meja siar. seperti biasa dalam 3 kali seminggu aku menyempatkan diri untuk kerja sambilan sebagai announcer (he...he...he...keren-kerenan dikit boleh lah ya?). Yang pertama aku kerjakan adalah mempersiapkan listing lagu atau iklan. aku butuh beberapa saat sebelum opening....Kemudian nyalain internet > loginnya pasti lama....biasa.....nah masih ada sedikit waktu. Ini saatnya buat buka-buka koran, liat-liat berita terangat walau sebenarnya sudah basi karena korannya terbit pagi, baru malam bisa aku buka n baca.

Aku sedih, miris dan takut kalau membuka lembaran-demi lembaran halaman koran. Selalu dan hampir setiap hari ada berita kriminal yang dimuat (apalagi kalo korannya koran kriminal). Kalo dulu lembaran kriminal berita berita kerampokan, pencurian, pembunuhan. Sekarang ditambah satu lagi berita "kekerasan dalam rumah tangga".

Bebepa bulan terakhir kita selalu disuguhi berita kriminal "kekerasan dalam rumah tangga". Kekerasan terhadap istri, kekerasan fisik sampai pembunuhan...suami bunuh istri, istri bunuh suami, ibu bunuh anak, anak bunuh orang tua. Kayaknya manusia saat ini telah lebih ganas daripada singa yang belum pernah membuat kasus membunuh koloninya apalagi anaknya sendiri.

Dan ironinya ...setelah diusut persoalannya bermuara kepada persoalan ekonomi dan ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Adalah hukum alam bahwa tindakan yang dilakukan berturut-turut dan terus-menerus akan menjadi kebiasaan dan bahkan budaya yang lazim. Muncul pertanyaan dibenakku apakah kita akan kembali ke zaman jahiliah?

Benarlah yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa kemiskinan mendekatkan kita kepada kekufuran. Tapi apakah itu selalu harus dijadikan kambing hitam...banyak kasus kekerasan yang terjandi justru bukan karena mereka para pelaku dalam keadaan lapar namun sebaliknya.

Kalau boleh dikaji lebih dalam mungkin ini yang dinamakan dengan miskin hati, miskin jiwa, dan miskin terhadap pengetahuan agama.
HHHHeeeaahhhhh.....Aku tidak tau.

Kamis, 15 November 2007

hiddenme

suatu sore dalam kenangmu

Sore itu mentari tenggelam
Seperti biasa
Tak terpengaruh angin pun cuaca
Rasa tak mampu menggugahnya
Untuk datang dan pergi
Lebih awal atau pun sedikit terlambat
Pagi adalah harapan
Malam merajut impian
Seperti gemerlap bintang yang bertaburan
Setiap jiwa bebas menebar impian


Nongsa Point Marina 2006
Kenangan bersama teman ODHA yang berjauag untuk hidup dan demi memberi semangat pada kehidupan lain yang jauh lebih indah dari yang pernah dia jalani.
kepada seorang kawan

kita berkenalan dengan senyuman
kita bercengkrama penuh keceriaan
kita berbagi rasa yang tak terdefinisi
semua emosi terungkap, terucap dengan spontan
kita tak saling marah, benci, pun dendam
toh semua bagian sandiwara

detik b erlalu menjelang pagi menjemput malam
kembali sampai semilir angin nongsa point marina
membisikkan sebuah berita
fakta
kau membuka diri
sejenak kami tak mampu berekspresi
apakah ini ngain scenario pertama atau kah….ah……
cerita pun mengalir bergulir membuka jendela waktu
mengungkap fakta menggugah empati kami
bukan……
bukan pada kenyataanmu tapi pada ketegaranmu
maaf…..
tenyata kami salah
orang sepertimu memang tak butuh belas kasih
terima kasih kau menyediakan diri
jadi pembelajaran bagi kami bahwa hidup dan mati
benar-benar sebuah siklus alami
tak perlu mengkaji bagaimana dia datang dan pergi
bagaimana dia tumbuh dan musnah
Cuma….
Sebatas mana kita mampu memaknainya
Biar berakhir dengan Indah



(Nongsa Poin Marina, 7 Februari 2006)
didedikasikan kepada seorang kawan penderita
HIV AID/ODHA semoga masa depan secerah impian silam

hiddenme

saat cinta memilih diam


jangan ucap sepatah kata
selamat tinggal
pun selamat jalan
perjalanan ini terlalu panjang
‘tuk berakhir
jangan ucap cinta
pun benci yang kilah
cinta bukan untuk ditangisi
apalagi di balas benci
hanya hati pantas memiliki
tak perlu diucap
biar dia pilih jalan sendiri
bila saat cinta
harus memilih
pasti ada tempat
untuk berlabuh
cinta tak berharap balas
cinta tak menuai benci
dimana iklas
tempatnya bersemayam

hiddenme

monolog 1/3 malam

kesunyian ini menyisakan sejuta makna
kisah hening
bercengkrama melalui sepi
penjuru alam tunduk tafakur
gemerisik air sungai
ditingkahi siulan jangkrik
nyanyikan malam
menguak kebekuan hati
dingin
malam begitu dingin
saat angin gunung menurun lembah
keluh kesah dan harapan-harapanku
tertumpah disudut sajadah
saat beribu do’a terlantun
di sela rukuk dan sujud malam
monolog 1/3 malam
rabb,…
do’a-do’a dan harapan-harapan
hanya kau dan aku yang tau
pintaku makbulkan
(batam, juni 2005)

hiddenme

rinduku telah berlalu


bagai terperangkap dalam pasir bernyawa
jiwaku gamang
tak mampu lepas dari jerat pesonamu
semakin kuberlari menjauh
semakin dalam jiwaku terpuruk
dalam hayal impi semu
kini kau jadi miliknya
waktu ‘tlah bawamu jauh
sejauh perjalananku nan tanpa batas
hilang……..
semuanya telah hilang
rinduku pun telah berlalu
hilang ………
seharusnya kau menghilang
dari hidupku
pun dalam kesunyian anganku
rinduku telah berlalu
jangan pernah kembali lagi
sahabat
jemput hatimu
biar sempurna iklasku
melepas kepergianmu
(kotabaru, juli 2004)

hiddenme

Ada banyak rahasia dalam kehidupan manusia yang hanya bisa dipecahkan oleh pribadi bersangkutan. Ada banyak orang yang mampu bersikap jujur dalam mengungkapkan rahasia diri. Tetapi lebih banyak yang memilih untuk menyembunyikannya dan mendeskrisikannya melalui cara berbeda. Puisi dikenal sebagai karya seni yang menonjolkan keindahan bahasa. Dilain pihak puisi merupakan implementasi diri dari penulisnya.
Hiddenme,
kucoba mengekspresikan segala bimbang, gundah dan harapan-harapan terpendam sekedar mengobati kerinduan pada saat-saat indah yang hanya mampu hadir sebatas angan dan hayal. Semoga sekelumit galau dan kenang yang hadir melalui ekpresi bahasa sederhana ini mempunyai makna bagi pembaca yang berkunjung.

Senin, 12 November 2007

Kesah dalam Kisah

Terpanggil Untuk Selingkuh

Kata selingkuh memiliki daya pikat yang kuat. bagai magnet yang selalu mendekatkan dua kutup berbeda dan berlawanan. selain menyatukan dua kutup berbeda tak terdapat nilai positif dalam kata "selingkuh" tersebut. Namum walau kalimat "Terpanggil Untuk Selingkuh" jauh dari nilai-nilai positif aku justru tergoda untuk mengutip dan menyimpannya sebagai catatan/cukilan dari tulisan yang ditulis salah seorang satrawan Kepri "Buralimar" yang terbit di Harian Batam Pos edisi 15 Januari 2006. Isinya kira-kira sebegini :

"segala peristiwa berawal dari pandangan mata
jilatan api bermula dari setitik bara
berapa banyak pandangan yang membelah hati
laksana anak panah yang melesat dari tali
dia tak lepas dari bahaya yang menghadang
senang dipermulaan
dan ada bahaya di kemudian hari
tiada ucapan selamat datang
dan ada bahaya saat kembali; Ibnu Qayyim, Az-Zauziah"

Yach...memang benar segala bencana bisa berawal drai pandangan mata yang tidak terjaga. Mata yang selalu memandang yang bercahaya tapi tidak bisa membedakan mana cahaya yang berasal dari kilauan intan atau cahaya yang mengelabui mata batin. Karena itulah islam selalu mengajarkan umatnya untuk menjaga dan memelihara pandangannya supaya terhintar dari intaian bahaya di kemudian hari. Pun pada pemilik cahaya juga dianjurkan untuk menjaga kilaunya supaya tidak menyilaukan dan membawa dampak negatif bagi orang yang lalu yang karena khilaf lupa menjaga pandangannya.
Sebagai mahkota dunia, perempuan dengan segala pesonanya adalah cahaya yang berkilau dipandangan lawan jenisnya. Karena bencana tidak mengenal jenis kelamin maka kedua-duanya (laki-laki dan perempuan) haruslah sama-sama menjaga. Menjaga pandangannya dan menjaga harkatnya. Jika mata kaum laki-laki di dunia khususnya di Indonesia dan cahaya (baca;aurat) perempuan di dunia khususnya di Indonesia sama-sama terjaga, Insya Allah fenomena selingkuh tidak menjadi trend dan menelan banyak korban.

Catt :. sebagai referensi silahkan simak ragam info dari berita infotainment televisi (setiap hari ada kok, bahkan tayang sampai 2x).

Kesah dalam Kisah

Karena Aku Perempuan
Karena aku perempuan, segala kelemahan makluk Allah ada pada diriku.
Karena aku perempuan segala keindahan yang ada pada ciptaan Allah yang Maha Suci harus menjadi rahasiaku sampai seorang laki-laki halal bagiku.
Karena aku perempuan segala emosi dan kemarahan haruslah redam dalam senyum iklasku sehingga dunia damai dan selalu tersenyum dalam semburat sinaran mentari pagi.
Karena aku perempuan suatu hari keberadaanku meresahkan dan membuat kelam dunia peradaban sampai kebesaran dan mu’jizat Hamba Kekasih Allah menyelamatkan harga diri dan martabat kaumku.
Karena aku perempuan suatu saat kebebasan dan keberadaanku kabur bersama kehendak zaman sampai emansipasi diperjuangkan untuk sebuah jati diri keperempuanannku.
Karena aku perempuan tak semua kehendak dan inginku menjadi nyata dalam genggaman kuasa muhrimku yang setiap saat pada satu ketika merobek kedayaanku memperjuangkan sebuah hak atas nama kemanusiaan.
Karena aku perempuan, setiap tetes darah yang mengumpal dalam rahimku melahirkan sebuah harapan baru bagiku dan dunia yang suatu saat kubenci kejelitaannya telah merenggut sebagian kebahagian yang pernah ada sepanjang sisa hidupku.
Lelahku karena aku perempuan menampung semua kehendak zaman memutar peradaban sepenjang sejarah kehidupan manusia.
Karena aku perempuan suatu ketika lelahku mengahancurkan segala kebesaran dan keagungan sebuah kekuasaan.
Dan karena aku perempuan ………………………………….!

Kesah dalam Kisah

Perempuan-perempuan kekuatan alam


Mereka perempuan layaknya aku. Mereka kekar layaknya hanoman dalam cerita pewayangan.Sepanjang perjalanan hidupku menyimpan cerita tentang kekuatan seorang perempuan yang dianugrahi Rahim oleh Yang Maha Kuasa untuk membesarkan dan memberi kehidupan bagi penerus peradaban manusia. Ketika aku terlahir, perempuan pertama yang menyentuh batinku dengan kasih sayang dan segala pengorbanan darah dan taruhan nyawa tak henti mengalirkan nafas kehidupan untuk setiap helaan yang mampu aku lakukan. Perempuan yang sama telah membakar kulitnya dengan terik matahari dan merendam raganya dalam dinginnya air pegunungan serta kejamnya malam dengan setiap hembusannya. Sampai alam memberikan kesadaran dalam batin terdalamku bahwa aku bagian dari mereka. Perempuan itu, mereka sekarang disekelilingku berjuang untuk suatu kehidupan yang seharusnya dipersembahkan untuknya oleh para pemuja yang kan melindunginya.Mereka, perempuan-perempuan itu pernah terluka dalam sejarah peradaban. Kini tetap terluka, bukan oleh sembilu, bukan karena pedang tapi karena hidup dan kehidupan yang berputar ke arah semula dengan cover yang berbeda terbungkus kemolekan zaman dan reformasi.Namun, mereka perempuan tetap tegar di mataku dan dunia karena rahimnya masih menyimpan ribuan harapan dan masa depan.